• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Sabtu, 17 Desember 2016

Kerajaan Singasari

21.56 // by Laktra // No comments

Kerajaan Singasari
 
 
   A. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN SINGASARI
        Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Asal usul Ken Arok tidak jelas. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur (sebelah timur Gunung Kawi). Para ahli sejarah menduga ayah Ken Arok seorang pejabat kerajaan, mengingat wawasan berpikir, ambisi, dan strateginya cukup tinggi. Hal itu jarang dimiliki oleh seorang petani biasa. Pada mulanya Ken Arok hanya merupakan seorang abdi dari Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken Arok setelah mengabdi di Tumapel ingin menduduki jabatan akuwu dan sekaligus memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Dengan menggunakan tipu muslihat yang jitu, Ken Arok dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes yang saat itu telah mengandung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia adalah penjelmaan Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan agar Ken Arok dapat diterima secara sah oleh rakyat sebagai seorang pemimpin.
        Tumapel pada waktu itu menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya atau Dandang Gendis. Ken Arok ingin memberontak, tetapi menunggu saat yang tepat. Pada tahun 1222 datanglah beberapa pendeta dari Kediri untuk meminta perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan yang sewenang-wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok menerima dengan senang hati dan mulailah menyusun barisan, menggembleng para prajurit, dan melakukan propaganda kepada rakyatnya untuk memberontak Kerajaan Kediri. Setelah segala sesuatunya siap, berangkatlah sejumlah besar prajurit Tumapel menuju Kediri. Di daerah Ganter terjadilah peperangan dahsyat. Semua prajurit Kediri beserta rajanya dapat dibinasakan. Ken Arok disambut dengan gegap gempita oleh rakyat Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja. Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri disatukan dengan Tumapel yang kemudian disebut Kerajaan Singasari. Pusat kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah Gunung Arjuna.
        B.MASA KEJAYAAN DAN RAJA RAJA KERAJAAN SINGASARI
        Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. Raja tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang dipandang kurang berkualitas. Selain itu, raja juga melakukan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya dengan Kerajaan Campa. Berkat politik pemerintahan yang dijalankan Kertanegara, Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan terkuat di Nusantara, baik dl bidang perdagangan maupun militer.
Berikut ini adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari.
      1. Ken Arok (1222−1227).
        Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222−1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa− Buddha.
      2. Anusapati (1227−1248).
         Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
      3. Tohjoyo (1248)
         Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
      4. Ranggawuni (1248−1268)
         Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
      5. Kertanegara (1268−1292).
         Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja.
        C. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
        Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan oleh dua sebab utama, yaitu tekanan luar negeri dan pemberontakan dalam negeri. Tekanan asing datang dari Khubilai Khan dan Dinasti Yuan di Cina. Khubilai Khan menghendaki Singasari untuk menjadi taklukan Cina. Sebagai orang yang mengambil gelar sebagai maharajadiraja, tentu Kertanegara menolaknya. Penolakan itu disampaikan dengan cara menghina utusan Khubilai Khan yang bernama Meng-chi. Sejak itu konsentrasi Kertanegara terfokus pada usaha memperkuat pertahanan lautnya. Di tengah usaha menghadapi serangan dari Kekaisaran Mongol, tiba-tiba penguasa daerah Kediri yang bernama Jayakatwang melakukan pemberontakan. Kediri sebagai wilayah kekuasaan terakhir Wangsa Isana, memang berpotensi untuk melakukan pemberontakan. Sebetulnya Kertanegara telah memperhitungkannya, sehingga mengambil menantu Ardharaja, anak Jayakatwang. Akan tetapi langkah Kertanegara ternyata tidak efektif. Pada tahun 1292 Jayakatwang menyerbu ibukota dan berhasil membunuh Kertanegara serta menguasai istana sehingga runtuhlan Kerajaan Singasari.
Peninggalan Kerajaan Singasari
1. Candi Singosari
Candi ini terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Berada pada lembah di antara Gunung Arjuna dan Pegunungan Tengger. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun. Berdasarkan penyebutannya pada Prasasti Gajah Mada dan Kitab Negarakertagama pada tahun 1351 M di halaman komplek candi, candi ini adalah tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir yakni Sang Kertanegara. Raja ini meninggal pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara pemberontak yang dipimpin oleh Jayakatwang.
2. Candi Jago
Arsitektur Candi Jago disusun layaknya seperti teras punden berundak. Candi ini bisa dibilang cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian. Menurut cerita setempat, hal ini dikarenakan petir yang menyambar. Relief-relief Pancatantra dan Kunjarakarna bisa ditemui di candi ini. Keseluruhan bangunan candi ini sendiri tersusun atas bahan batu andesit.
3. Arca Dwarapala
Arca ini memiliki bentuk seperti monster dengan ukuran yang cukup besar. Menurut penjaga situs sejarah ini, Arca Dwarapala adalah pertanda masuk ke wilayah Kotaraja. Akan tetapi, hingga saat ini tidak bisa ditemukan secara pasti di mana keberadaan Kotaraja Singhasari.
4. Prasasti Singasari
Prasasti Singosari yang bertanggal tahun 1351 M ini ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kini prasasti ini disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa. Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah candi pemakaman yang dilakukan oleh Mahapatih Gajah Mada. Bagian pertama prasasti ini merupakan penjelasan yang sangat terperinci, termasuk pemaparan posisi benda-benda angkasa. Bagian kedua menjelaskan tentang maksud prasasti ini, yakni sebagai pariwara pembangunan sebuah candi.
5. Candi Jawi
Candi ini berada di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan dan Pringebukan. Banyak yang mengira Candi Jawi ini sebagai tempat peribadatan atau tempat pemujaan Buddha. Akan tetapi sebenarnya tempat ini adalah tempat penyimpanan atau pedharmaan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut ini juga disimpan pada Candi Singhasari. Nah kedua candi ini ternyata ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.

0 komentar:

Posting Komentar